Selasa, 29 September 2009

Soyuz Bersiap Bawa Turis Luar Angkasa

Wahana Soyuz TMA-13
Selasa, 29 September 2009 | 12:31 WIB

KOMPAS.com - Dua hari menjelang peluncuran pesawat ulang alik Soyuz milik Rusia, kesibukan terjadi Senin (28/9) di luar Gedung Perakitan Roket dan Gagarin Start, lokasi peluncuran di kawasan Baikonur, Kazakhstan.

Roket Soyuz dan kapsul pembawa dipindahkan dari gedung perakitan ke titik luncur menggunakan kereta. Pesawat ulang alik itu akan mengantarkan turis luar angkasa, triliuner asal Kanada sekaligus pemilik sirkus Cirque du Soleil, Guy Laliberte (50), sebagai turis luar angkasa ketujuh di dunia, terhitung sejak April 2001.

Rencananya, Soyuz akan diluncurkan ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS) Rabu (30/9). Kosmonot Rusia, Maxim Surayev, dan astronot AS, Jeffrey Williams, akan terbang bersama Laliberte.

Kemarin belasan anggota keluarga, teman, dan petugas badan luar angkasa Rusia, Roscosmos, berkumpul di luar gedung perakitan roket. ”Bagi dia (Laliberte), ini sangat menyenangkan, lebih dari sebuah mimpi masa kecil,” kata pacar Guy Laliberte, model Claudia Barilla.

Untuk perjalanan langka itu, Laliberte membayar 35 juta dollar AS atau sekitar Rp 350 miliar —dari kekayaannya yang lebih dari Rp 200 triliun. Kemungkinan ia akan menjadi turis luar angkasa terakhir setelah AS memutuskan menghentikan program ”jalan-jalan” ke luar angkasa.

Rencananya, ia akan menghabiskan waktu ”berlibur” 12 hari di ISS. Untuk membuat perjalanan ”piknik” itu menjadi semakin tak terlupakan, Laliberte menyiapkan kostum klasik badut sirkus, termasuk penutup hidung merah khas badut untuk setiap kru pesawat. Namun, ia menegaskan, perjalanan tetap serius, termasuk rencana pemaparan dari ISS untuk meningkatkan kesadaran publik tentang masalah ketersediaan air bersih di dunia.

Bagi astronot Williams (51), Rabu itu merupakan perjalanan ketiganya ke ISS, sedangkan kosmonot Surayev (37) baru pertama kali. Rencananya, Laliberte akan kembali ke Bumi bersama kosmonot Gennady Palka dan astronot AS, Michael Barrat. Palka dan Barrat berada di ISS sejak Maret 2009. (AP/GSA)

disadur oleh : slatem

Rabu, 09 September 2009

Satelit ALOS Tampilkan Dampak Gempa di Cianjur

JAKARTA, KOMPAS.com

Senin, 7 September 2009 | 07:38 WIB- Lokasi longsor di Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akibat terjangan gempa bumi, Rabu (2/9), dapat dipantau oleh satelit ALOS-AVNIR2 (Advanced Land Observing Satellite-Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type 2) milik Jepang.

Data citra satelit tersebut diambil Jumat (4/9) kemudian dikirim oleh JAXA Sentinel Asia—Asian Disaster Reduction Center ke Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berdasarkan permintaan lembaga riset ini. ”Data itu kami olah dan analisis dengan membandingkan kondisi lokasi gempa pada citra sebelum dan sesudah gempa,” ujar Totok Suprapto, Kepala Bidang Pemantauan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Lapan.

Menurutnya, citra satelit beresolusi 10 meter ini menunjukkan kawasan longsor terlihat pada kawasan hampir sepanjang 1 kilometer. Citra satelit ALOS mulai dimanfaatkan Lapan tahun 2006. Kelebihannya dibandingkan dengan satelit lain adalah pada penggunaan dua sistem sekaligus, yaitu optik dan radar. Selain itu, sensornya dapat diarahkan untuk merekam gambar lokasi tertentu. ”Dalam satu minggu minimal satu kali satelit ini melewati Indonesia,” tutur Totok. (YUN)

disadur oleh slatem